Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Hamamatsu UV-Tron

Sensor Hamamatsu UV-Tron Flame Detector






















Pada bohlam UV-Tron terdapat dua elektroda, yaitu katoda dan anoda. Ketika katoda diarahkan ke sinar ultraviolet, fotoelektron-fotoelektron dipancarkan dari katoda oleh efek fotoelektrik dan dipercepat ke arah anoda oleh medan elektrik. Ketika tegangan kerja menjadi lebih tinggi dan medan elektrik menjadi lebih kuat, energi kinetik dari elektron-elektron menjadi besar, cukup untuk mengionisasikan molekul-molekul dari gas yang ada di dalam tabung melalui benturan. Elektron-elektron yang dihasilkan oleh ionisasi dipercepat, memungkinkan mereka untuk mengionisasikan molekul-molekul sebelum mencapai anoda. Sebaliknya, ion positif dipercepat ke arah katode dan menabrak elektron-elektron, pembangkitan elektron-elektron sekunder. Proses longsoran ini menyebabkan suatu arus yang besar antara elektroda-elektroda dan pembebasan berlangsung.



Begitu pembebasan terjadi, bohlam UV-Tron diisi dengan elektronelektron dan notulen. Drop tegangan antara katoda dan anoda ditekan. Keadaan ini akan tetap tanpa penurunan tegangan anoda di bawah suatu titik jenuh. Rangkaian driver C3704 membuat perbedaan tegangan yang diperlukan di dalam tabung itu untuk membiarkan proses longsoran ketika sinar ultraviolet datang. Rangkaian itu kemudian menjaga arus keluaran dari tabung dan ketika proses longsoran terjadi, suatu pembebasan yang ada dibuat. Begitu pembebasan terjadi, tegangan di anoda dikurangi oleh rangkaian driver C3704 untuk membiarkan bohlam UV-Tron melakukan reset. Setiap kali proses longsoran dan pembebasan terjadi, suatu pulsa dipancarkan oleh rangkaian dengan beberapa pengkondisian dasar.


                                                     Grafik respon UV Tron

Jadi dengan demikian UV-Tron ini mendeteksi ultraviolet dari penggunaan efek photoelektrik dari logam dikombinasikan dengan efek penggandaan gas. Spektral cahaya yang dijangkau adalah 185 - 260 nm, jadi cahaya terlihat tidak mempengaruhi UV Tron.

Agar sensor UVTRON ini dapat terhubung pada sistem mikrokontroler maka diperlukan rangkaian peng-kondisi sinyal yang berfungsi mengubah respon dari UVTRON menjadi pulsa yang dapat dikenali oleh sistem mikrokontroler. Dengan modul C3704 (seperti tampak pada gambar diatas) maka respon UVTRON akan diproses menjadi pulsa-pulsa selebar 10 ms dan arus maksimum 100mA. Keluaran modul ini menggunakan konfigurasi open collector.


                                                  Gambar sekema dari driver C3704

Pada modul ini, power supply 5 Volt diubah menjadi 350 Volt DC melalui bagian High Voltage DC to DC Converter untuk mengaktifkan sensor UVTron. Sedangkan Signal Processing Circuit berfungsi untuk mengatur berapa jumlah pulsa yang masuk dari sensor UV-Tron selama 2 detik yang akan direspon oleh
C3704 menjadi pulsa selebar 10 ms. Pada kondisi standar, digunakan setting 3 pulsa dalam 2 detik. Akan tetapi untuk kondisi di mana banyak cahaya-cahaya liar lainnya, setting dapat diubah menjadi 5, 7 atau 9 pulsa sehingga sensitivitas dari C3704 menjadi lebih rendah. Keluaran dengan pulsa sebesar 10 ms ini selanjutnya dapat dihubungkan langsung pada sistem mikrokontroler di mana program pada sistem mikrokontroler tersebut akan mendeteksi adanya perubahan kondisi input dengan periode 10 ms sebagai indikasi adanya nyala api dalam area 5 meter.

Post a Comment

0 Comments